Kepedulian Sosial untuk Lino: Kapolres dan Bupati TTU Bergerak Bersama

Kisah Lino menegaskan bahwa kepedulian sosial mampu membuka jalan bagi perubahan hidup. Dukungan Kapolres dan Bupati TTU memberi harapan baru, tidak hanya berupa rumah layak huni tetapi juga akses menuju perawatan medis yang dibutuhkan. Dengan sinergi antara Polri, pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat, Lino berpeluang mendapatkan masa depan yang lebih baik—sebuah pengingat bahwa setiap anak berhak atas kehidupan layak dan kesempatan untuk tumbuh.

Kepedulian Sosial untuk Lino:  Kapolres dan Bupati TTU Bergerak Bersama
Kapolres TTU, AKBP Eliana Papote memangku Lino (Kaos Merah) saat berkoordinasi dengan Bupati Falent Kebo (Jumat, 3/10/25). Dok Humas

Tribatanewsttu; Kefamenanu (3/10/25) Adelino Arsenio Loka Nino (Lino), bocah berusia 10 tahun asal Dusun C, Desa Kuanek, Kecamatan Bikomi Tengah, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), kini mendapat perhatian luas setelah kisahnya viral di media sosial. Kondisi Lino yang bisu dan tuli diunggah oleh dr. Geo Lopes melalui Instagram, hingga mengetuk hati berbagai pihak, termasuk Kapolres TTU, AKBP Eliana Paote.

Pada Jumat (3/10), Kapolres bersama jajaran mengunjungi langsung rumah keluarga Lino. Orang tua Lino, Petrus Nino dan Rasina Harianja, menyambut penuh syukur dan mengungkapkan terima kasih atas kepedulian tersebut. “Terima kasih ibu Kapolres sudah datang membantu kami,” ujar Rasina penuh haru.

Kunjungan itu membuka fakta getir. Rumah sederhana yang mereka huni berdinding bambu rapuh yang ditopang dengan kayu agar tidak roboh. Lantainya masih tanah, hanya ada satu kamar tidur dan dapur. Tidak ada tempat tidur layak, hanya selembar karpet plastik sebagai alas. “Rumah ini tidak layak huni,” kata Kapolres singkat, menahan keprihatinan.

Menyadari keadaan itu, Kapolres kemudian menggandeng Bupati TTU, Yosep Falentinus Delasalle Kebo, untuk berkoordinasi. Pertemuan itu menghasilkan komitmen bersama untuk membantu keluarga Lino. “Kita akan bantu buatkan rumah layak huni bagi keluarganya,” tegas Bupati Falen.

Latar Belakang Medis

Lino mengalami kehilangan pendengaran dan bicara sejak usia 4 tahun setelah dua kali mengalami kecelakaan dengan benturan di kepala. Trauma kepala pada anak berisiko mengganggu saraf pendengaran dan perkembangan bahasa. Akibatnya, Lino mengalami tunarungu sensorineural, yaitu kondisi di mana kerusakan terjadi pada saraf atau koklea (rumah siput) di telinga dalam.

Dalam dunia medis, terdapat dua solusi utama bagi anak dengan kondisi seperti Lino:

1. Alat Bantu Dengar (Hearing Aid) – efektif untuk gangguan ringan hingga sedang.
2. Implan Koklea (Cochlear Implant) – direkomendasikan untuk gangguan pendengaran berat hingga total.

Implan koklea adalah alat elektronik yang ditanam melalui pembedahan di telinga dalam untuk menggantikan fungsi saraf pendengaran. Prosedur ini memungkinkan anak mengenali suara, meski tetap memerlukan terapi wicara dan rehabilitasi jangka panjang.

Estimasi Biaya dan Peluang Keberhasilan

Di Indonesia, biaya implan koklea bervariasi antara Rp250 juta hingga Rp400 juta per telinga, tergantung rumah sakit dan jenis perangkat yang digunakan. Beberapa rumah sakit rujukan seperti RSCM Jakarta, RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, dan RS Dr. Soetomo Surabaya telah memiliki fasilitas ini.

Tingkat keberhasilan implan koklea cukup tinggi. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa lebih dari 80% anak dengan implan koklea dapat mengembangkan kemampuan mendengar dan berkomunikasi secara lebih baik, terutama bila tindakan dilakukan sejak dini dan didukung dengan terapi intensif.
sumber: https://www.gooddoctor.co.id/hidup-sehat/info-sehat/implan-koklea/

Program Dukungan Kesehatan

Kementerian Kesehatan juga memiliki program bantuan sosial kesehatan bagi anak penyandang disabilitas melalui skema Subsidi Alat Kesehatan atau kerja sama dengan lembaga sosial dan yayasan peduli disabilitas. Beberapa pemerintah daerah turut menggandeng CSR (Corporate Social Responsibility) swasta untuk membantu pembiayaan tindakan implan koklea bagi warganya. Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan RI terkait implikasi implan koklea

Meski biaya menjadi tantangan besar bagi keluarga Lino yang hidup dalam keterbatasan ekonomi, perhatian dari berbagai pihak memberi harapan baru. Bantuan rumah layak huni dari pemerintah daerah adalah langkah awal. Perjuangan berikutnya untuk memastikan Lino mendapat akses perawatan medis yang tepat.

Kisah Lino bukan hanya tentang keterbatasan, tetapi juga tentang kepedulian sosial yang mampu menghadirkan harapan. Dengan sinergi antara kepolisian, pemerintah daerah, tenaga medis, dan masyarakat, masa depan Lino masih terbuka untuk cahaya yang lebih baik. **wilco**